Senin, 13 Juni 2011

PERILAKU ORGANISASI


PERILAKU ORGANISASI DAN PENGAMBILAN KEBIJAKAN ORGANISASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM



Dikerjakan oleh:
Husnul Yaqin : C34209031
M. Abdul Qodir R : C34209032





BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam sebagai suatu sistem hidup yang sempurna tentu saja memiliki konsep pemikiran tentang manajemen. Kesalahan kebanyakan dari kaum muslimin dalam memahami konsep manajemen dari sudut pandang Islam adalah karena masih mencampuradukan antara ilmu manajemen yang bersifat teknis (uslub) dengan manajemen sebagai aktivitas. Kerancuan ini akan mengakibatkan kaum muslimin susah membedakan mana yang boleh diambil dari perkembangan ilmu manajemen saat ini dan mana yang tidak.
Menurut Didin dan Hendri (2003) : pertama, manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait denga nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Kedua, manajemen syariah pun mementingkan adanya struktur organisasi. Ini bisa dilihat pada surat Al An'aam: 65, "Allah meninggikan seseorang di atas orang lain beberapa derajat". Ini menjelaskan bahwa dalam mengatur dunia, peranan manusi tidak akan sama. Ketiga, manajemen syariah membahas soal sistem.
Rumusan Masalah
  1. Apa definisi perilaku organisasi?
  2. Apa yang dimaksud Syariah dalam fungsi organisasi dan fungsi perencanaan?
  3. Bagaiamana Profesionalisme dan pengambilan keputusan dalam tinjauan islam?
Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami permasalahan yang terdapat dalam pembahasan Perilaku organisasi dan pengambilan kebijakan organisasi dalam perspektif Islam.








BAB II
PEMBAHASAN

DEFINISI PERILAKU ORGANISASI
Adalah suatu studi yang menyangkut asfek-asfek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok tertentu. Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya; juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka berada. Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.[1]
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.[2]
A.      SYARIAH DALAM FUNGSI PENGORGANISASIAN
Peran Syariah Dalam Fungsi Manajemen
Organisasi Seperti yang sudah dikemukan diatas bahwa peran syariah Islam adalah pada cara pandang dalam implementasi manajemen. Dimana standar yang diambil dalam setiap fungsi manajemen terikat dengan hukum-hukum syara’ (syariat Islam). Fungsi manajemen sebagaimana kita ketahui ada empat yang utama, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengontrolan (controlling), dan pengevaluasian (evaluating).
Pengorganisasian (Organizing) ialah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab pada siapa.
Peran Syariah dalam Pengorganisasian.
Berikut ini adalah beberapa Implementasi syariah dalam fungsi pengorganisasian:
·           Aspek Struktur
Pada aspek ini syariah di implementasikan pada SDM yaitu hal-hal yang berkorelasi dengan faktor Prfesionalisme serta Aqad pekerjaan. Harus dihindarkan penempatan SDM pada struktur yan tidak sesuai dengan kafa’ah-nya atau dengan aqad pekerjaannya. Yang pertama akan menyebabkan timbulnya kerusakan, dan yang kedua bertentangan dengan keharusan kesesuaian antara aqad dan pekerjaan.
·           Aspek Tugas dan Wewenang
Implementasi syariah dalam hal ini terutama di tekankan pada kejelasan tugas dan wewenang masing-masing bidang yang diterima oleh para SDM pelaksana berdasarkan kesanggupan dan kemampuan masing-masing sesuai dengan aqad pekerjaan tersebut.
·           Aspek Hubungan
Implementasi syariah pada aspek ini berupa penetapan budaya organisasi bahwa setiap interaksi antar SDM adalah hubungan muamalah yang selalu mengacu pada amar ma’ruf dan nahi munkar.
Penggerakkan (actuating) yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.
Peran Syariah dalam Penggerakan
Berikut ini adalah beberapa Implementasi syariah dalam fungsi penggerakan adalah merupakan tugas utama dari fungsi kepemimpinan.
Fungsi kepemimpinan selain sebagai penggembala (pembimbing, pengarah, pemberi solusi dan fasilitator), maka implementasi syariah dalam fungsi penggerakan dapat dilaksankan pada dua fungsi utama dari kepemimpinan itu sendiri, yakni fungsi pemecahan masalah (pemberi solusi) dan fungsi sosial (fasilitator). Pertama, fungsi pemecahan masalah. Mencakup pemberian pendapat, informasi dan solusi dari suatu permasalahan yang tentu saja selalu disandarkan pada syariah, yakni dengan di dukung oleh adanya dalil, argumentasi atau hujah yang kuat. Fungsi ini diarahkan juga untuk dapat memberikan motivasi ruhiyah kepada para SDM organisasi.
·           Motivasi
Seorang pemimpin bertugas untuk memotivasi, mendorong dan memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalalm suatu entitas atau kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun hingga skala negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Pemimpin harus dapat memfasilitasi anggotanya dalam mencapai tujuannya. Maka dalam hal motivasi ini seorang pemimpin harus dapat memberikan kekuatan ruhiyah. Kekuatan yang muncul karena adanya kesadaran akibat pemahaman (mafhum) akan maksud dan tujuan yang mendasari amal perbuatan yang dilakukan. Oleh karena itu wajib bagi pemimpin untuk memberikan pemahaman dan motivasi kepada setiap orang yang dipimpinnya, agar perbuatan mereka dapat dilaksanakn dengan baik dan sempurna, tidak keluar dari tanggung jawab dan wewenangnya.
·           Fasilitator
Kedua, fungsi sosial. Fungsi sosial yang berhubungan dengan interaksi antar anggota komunitas dalam menjaga suasana kebersamaan tim agar tetap sebagai team (together everyone achieve more). Setiap anggotanya harus dapat bersinergi dalam kesamaan visi, misi dan tujuan organisasi. Suasana tersebut dapat diringkas dalam formula three in one (3 in 1), yakni kebersamaan seluruh anggota dalam kesatuan bingkai thinking-afkar (ide atau pemikiran), feeling-masyair (perasaan) dan rule of game-nidzam (aturan bermain). Tentu saja interaksi yang terjadi berada dalam koridor amar ma’ruf dan nahi munkar.

Pengawasan ( Controlling) disebut juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan adanya pengawasan ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan. Disamping itu, Forecasting (Peramalan) sering dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Forecasting ialah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.[3]
Peran Syariah dalam Pengawasan
Fungsi manajerial pengawasan adalah untuk mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan bahwa tujuan organisasi disemua tingkat dan rencana yang di desain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan. Pengawasan membutuhkan prasyarat adanya perencanaan yang jelas dan matang serta struktur organisasi yang tepat. Dalam konteks ini, implementasi syariah diwujudkan melalui tiga pilar pengawasan, yaitu:
1.      Ketaqwaan individu. Seluruh personel SDM perusahaan dipastikan dan dibina agar menjadi SDM yang bertaqwa.
2.      Kontrol anggota. Dengan suasana organisasi yang mencerminkan formula TEAM, maka proses keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan pengawalan dari para SDM-nya agar sesuai dengan arah yang telah ditetapkan.
3.         Penerapan (supremasi) aturan. Organisasi ditegakkan dengan aturan main yang jelas dan transparan serta-tentu saja-tidak bertentangan dengan syariah.[4]
B.       PROFESIONALISME DALAM TINJAUAN ISLAM
Kriteria profesional menurut syariah adalah harus memenuhi 3 unsur, yaitu kafa’ah (ahli di bidangnya), amanah (bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab), memiliki etos kerja yang tinggi (himmatul ‘amal).[5]

Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan  Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Al- Baqarah : 208-209 ).
Seruan kepada orang orang beriman untuk masuk Islam secara total Pemahaman pertama terhadap seruan ini ialah orang-orang mukmin harus menyerahkan diri secara total kepada Allah, dalam urusan yang kecil maupun yg besar. Hendaklah mereka menyerahkan diri dengan sebenar- benarnya secara keseluruhan, baikmengenai tashawur, persepsi, pandangan, pemikiran maupun perasaan, niat maupun amal, kesenangan maupun ketakutan; dengan tunduk dan patuh kepada Allah, dan ridha kepada hukum dan qadha-Nya, tak tersisa sedikit pun dari semua ini untuk selain Allah. Pasrah yang disertai dengan ketaatan yang mantap, tenang, dan ridha. Menyerah kepada tangan (kekuasaan) yang menuntun langkah-langkahnya. Mereka percaya bahwa “tangan” itu menginginkan bagi mereka kebaikan, ketulusan dan kelurusan .
Profesionalisme dalam Islam
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.(Al-Isra:84)
MaknaProfesionalisme
-          Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional,
-          Profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok, yang disebut profesi, artinya pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka.
Jika profesi diartikan sebagai pekerjaan dan isme sebagai pandangan hidup, maka profesionalisme dapat diartikan sebagai pandangan untuk selalu berfikir, berpendirian, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi keberhasilan pekerjaannya.

Dengan pengertian tersebut, profesionalisme sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu perusahaan, organisasi dan lembaga. Tanpa sikap dan prilaku professional maka lembaga, organisasi tersebut tidak akan memperoleh hasil yang maksimal, bahkan bisa mengalami kebangkrutan.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari Profesionalisme
1.        Sifat kejujuran (shiddiq).
Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting untuk membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk uasha yang dikerjakan bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran.Oleh karena itu kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan sifat ini pula yang selalu di ajarkan oleh islam melalui al-Qur’an dan sunah Nabi. Kegiatan yang dikembangkan di dunia organisasi, perusahan dan lembaga modern saat ini sangat ditentukan oleh kejujuran. Begitu juga tegaknya negara sangat ditentukan oleh sikap hidup jujur para pemimpinnya. Ketika para pemimpinya tidak jujur dan korup, maka negara itu menghadapi problem nasional yang sangat berat, dan sangat sulit untuk membangkitkan kembali.
2.        Sifat tanggungjawab (amanah).
Sikap bertanggung jawab juga merupakan sifat akhlak yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu perusahaan/organisasi/lembaga apapun pasti hancur bila orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak amanah.
3.        Sifat komunikatif (tabligh).
Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif dan transparan. Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan akna dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat juga meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi dan misi yang disampaikan. Sementara dengan sifat transparan, kepemimpinan di akses semua pihak, tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada kepemimpinannya. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan lebih lancar, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
4.        Sifat cerdas (fathanah).
Dengan kecerdasannya seorang professional akan dapat melihat peluang dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah organisasi, kepemimpina yang cerdas akan cepat dan tepat dalm memahami problematikayang ada di lembaganya. Ia cepat memahami aspirasi anggotanya, sehingga setiap peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan problem dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran.
5.         Bersikap positif dan berfikir positif (husnuzh zhan ).
Berpikir positif akan mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini disebabkan dengan bersikap dan berfikir positif mendorong seseorang untuk berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Husnuzh zhan tersebut, tidak saja ditujukan kepada sesama kawan dalam bekerja, tetapi yang paling utama adalah bersikap dan berfikir positif kepada Allah SWT.
Dengan pemikiran tersebut, seseorang akan lebih lebih bersikap objektif dan optimistik. Apabila ia berhasil dalm usahanya tidak menjadi sombong dan lupa diri, dan apabila gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain. Sukses dan gagal merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, dengan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
6.         Memperbanyak shilaturahhim.
Dalam Islam kebiasaan shilaturrahim merupakan bagian dari tanda-tanda keimanan. Namun dalam dunia profesi, shilaturahhim sering dijumpai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan terjadi saling belajar.
7.        Disiplin waktu dan menepati janji.
Begitu pentingnya disiplin waktu, al-Qur’an menegaskan makna waktu bagi kehidupan manusia dalam surat al-Ashr, yang diawali dengan sumpah “Demi Waktu”. Begitu juga menepati janji, al-Qur’an menegaskan hal tersebut dalam ayat pertama al-Maidah, sebelum
memasuki pesan-pesan penting lainnya.
8.        Bertindak efektif dan efisien.
Bertindak efektif artinya merencanakan, mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan dengan tepat sasaran. Sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang diperlukan
dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efesien.
9.        Memberikan upah secara tepat dan cepat.
Ini sesuai dengan Hadist Nabi, yang mengatakan berikan upah kadarnya, akan
mendorong seseorang pekerja atau pegawai dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya secara tepat pula. Sementara apabila upah ditunda, seorang pegawai akan bermalas-malas karena dia harus memikirkan beban kebutuhannya dan merasa karya-karyanya tidak dihargai secara memadai.[6]
C.      SYARIAH DALAM FUNGSI PERENCANAAN
Berikut ini adalah beberapa Implementasi syariah dalam fungsi perencanaan:
1. Perencanaan bidang SDM.
Permasalahan utama bidang SDM adalah penetapan standar perekrutan SDM. Implementasi syariah pada bidang ini dapat berupa penetapan profesionalisme yang harus dimiliki oleh seluruh komponen SDM perusahaan. Kriteria profesional menurut syariah adalah harus memenuhi 3 unsur, yaitu kafa’ah (ahli di bidangnya), amanah (bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab), memiliki etos kerja yang tinggi (himmatul ‘amal).
2. Perencanaan Bidang Keuangan
Permasalahan utama bidang keuangan adalah penetapan sumber dana dan alokasi pengeluaran. Implementasi syariah pada bidang ini dapat berupa penetapan syarat kehalalan dana, baik sumber masukan maupun alokasinya. Maka, tidak pernah direncanakan, mislanya, peminjaman dana yang mengandung unsur riba, atau pemanfaatan dana untuk menyogok pejabat.

3. Perencanaan Bidang Operasi/produksi
Implementasi syariah pada bidang ini berupa penetapan bahan masukan produksi dan proses yang akan dilangsungkan. Dlam dunia pendidikan, mislanya, inpuntnya adalah SDM Muslim dan proses pendidikannya ditetapkan dengan menggunakan kurikulum yang Islami. Dalam Industri pangan, maka masukannya adalah bahan pangan yang telah dipastikan kehalalannya. Sementara proses produksinya ditetapkan berlangsung secara aman dan tidak bertentangan dengan syariah.
4. Perencanaan bidang pemasaran.
Implementasi syariah pada bidang ini dapat berupa penetapan segmentasi pasar, targeting dan positioning, juga termasuk promosi. Dalam dunia pendidikan, mislanya, segmen yang dibidik adalah SDM muslim. Target yang ingin dicapai adalah output didik (SDM) yang profesional. Sedangkan posisi yang ditetapkan adalah lembaga yang memiliki unique position sebagai lembaga pendidikan manajemen syariah. Dalam promosi tidak melakukan kebohongan, penipuan ataupun penggunaan wanita tanpa menutup aurat.[7]
D.      PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENURUT ISLAM
a. Musyawarah 
Adanya musyawarah dalam pengambilan keputusan karena di dalam musyawarah semua peserta memiliki persamaan hak untuk mendapatkan kesempatan secara adil untuk mengungkapkan pendapat dan pandangan masing-masing terhadap suatu pengambilan keputusan. Pelaksanaan musyawarah dan prosedur pengambilan keputusan tetap berpegang teguh kepada prinsip-prinsip ajaran Islam yaitu kebebasan, keadilan, dan persamaan dalam berbicara serta mengemukakan pendapat. Pendapat yang diajukan keputusan bukan melihat kepada siapa yang mengemukakan pendapat itu, pendapat mayoritas atau minoritas, melainkan bagaimana kualitas pendapat itu dan dampaknyabagi kemaslahatan umat bukan kemaslahatan yang bermusyawarah.

Berikut petunjuk al-Quran tentang bentuk dan sistem musyawarah pada ayat pertama dalam surat Al-Syura/42: 38: " Dan orang-orang yang menerima seruan Tuhannya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah, dan mereka membelanjakan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka." Allah juga menyebut musyawarah swbagai sifat terpuji bagi orang beriman, kemidian Ia memerintahkan agar urusan dimusyawarahkan sebagi tersebut dalam surat Ali Imran/3: 159: "Maka dengan sebab rahmat dari Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan memohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal."
b. Keadilan
Dalam islam, kebenaran adalah kebenaran, kesesatan adalah kesesatan, keadilan adalah keadilan, yang kesemuanya adalah berlaku mutlak terhadap siapapun itu di dunia ini, tidak memandang dia adalah rakyat jelata yang paling hina dan rendah ataupun pemimpin umat, atau bahkan utusan tuhan sekalipun, semuanya duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi serta menjunjung bersama-sama dalam hukum, tidak ada yang memiliki hak-hak istimewa apapun. salah adalah salah, benar adalah benar. Oleh karena itu dalam mengambil keputusan hendaknya bersifat adil. Dalam surat An-nisa/4: 135 dan Al-Maidah/5:8 di jelaskan "bahwa keadilan adalah kewajiban syariat bagi orang-orang mukmin berdasdrkan iman kepada Allah Yang Maha Adil, sebagi tindakan persaksian bagi-Nya". Perintah wajib itu ditujukan kepada dua hal yaitu perintah menetapkan hukum atau menyelesaikan satu masalah dengan adil da perintah berlaku adil bagi orang yang menetapkan hukum dan menyelesaikan suatu masalah.[8]




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Organisasi Seperti yang sudah dikemukan diatas bahwa peran syariah Islam adalah pada cara pandang dalam implementasi manajemen. Dimana standar yang diambil dalam setiap fungsi manajemen terikat dengan hukum-hukum syara’ (syariat Islam). Fungsi manajemen sebagaimana kita ketahui ada empat yang utama, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengontrolan (controlling), dan pengevaluasian (evaluating).
            Kriteria profesional menurut syariah adalah harus memenuhi 3 unsur, yaitu kafa’ah (ahli di bidangnya), amanah (bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab), memiliki etos kerja yang tinggi (himmatul ‘amal).
Syariah dalam fungsi perencanaan: Perencanaan bidang SDM, Perencanaan bidang keuangan, Perencanaan bidang pemasaran, Perencanaan bidang operasi/produksi
Prinsip Pengambilan Keputusan Menurut Islam : Musyawarah, Keadilan.









DAFTAR PUSTAKA

Materi-1-ob. ppt
HerwanParwiyanto/AN/PerilakuOrganisasi/ . pdf
http://www.scribd.com/doc/31032103/Profesionalisme-Dalam-Islam

SOAL UAS

UAS PENGANTAR BISNIS
SEMESTER GENAP 2010/2011
PRODI EKONOMI SYARIAH IAIN SUNAM SURABAYA


KETENTUAN MENGERJAKAN :
a.       Kerjakan dengan tetap mencantumkan daftar pustaka !
b.      Di harapkan jawaban murni hasil pemikiran sendiri tanpa bekerja sama dengan teman , jika terdeteksi jawaban sama maka akan diberi score 1 !
c.       Kirimkan jawaban via email dan tetap mengumpulkan hard copy saat jadwal ujian PB dilaksanakan !
d.      Segala kecurangan tidak dapat di tolerir !!!


SOAL
  1.        Jelaskan etika bisnis internasional dan Islami !
  2.       Jelaskan hal yang perlu di persiapkan sebelum memulai bisnis !
  3.       Jelaskan metode dalam mengembangkan bisnis usaha kecil !
  4.       Apa saja yang perlu dilakukan apabila akan memulai usaha tidak memiliki modal, jelaskan secara      lengkap langkah-langkah yang di ambil !
  5.      Buatlah inovasi usaha yang ingin dilakukan yang memiliki prospek tinggi dan produk yang andal dan memiliki daya saing tinggi baik yang sudah dilaksanakan atau yang masih dalam angan !

Kamis, 02 Juni 2011

Management Keuangan

MANAGEMEN PEMASARAN


A.    PENDAHULUAN
Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen. Kesuksesan perusahaan banyak ditentukan oleh prestasi di bidang pemasaran. Pemasaran merupakan proses mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, dan memuaskan konsumen dengan produk dan pelayanan yang berkualitas dan pada harga yang kompetitif. Penerapan pemasaran di perusahaan satu dengan yang lainnya dapat berbeda-beda, namun intinya berpedoman pada slogan “Temukan kebutuhan dan puaskan kebutuhan tersebut”.
Kebutuhan konsumen merupakan titik awal pemasaran. Tanpa memahami kebutuhan konsumen, manajer pemasaran akan sulit menentukan produk dan pelayanan yang paling memuaskan. Kebutuhan setiap orang dapat bervariasi, namun dalam kelompok-kelompok tertentu, kebutuhan konsumen relatif sama. Suatu perusahaan mungkin ingin melayani semua kelompok konsumen potensial. Perusahaan lain mungkin hanya memilih satu kelompok konsumen paling potensial dan memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan lebih baik dibandingkan pesaingnya. Proses pemilihan pasar dan cara memuaskan kebutuhannya melibatkan berbagai konsep dan aktivitas pemasaran.
Perkembangan teknologi, aliran informasi, dan tuntutan masyarakat untuk memperbaiki taraf hidup telah mengubah orientasi atau tujuan bisnis. Perusahaan yang hanya mengandalkan kemampuan menghasilkan produk, bukan berdasarkan pada kemampuan memasarkan dan memuaskan kebutuhan konsumen, akan tertinggal. Pada zaman modern saat ini, konsumen dihadapkan pada pilihan berbagai macam produk untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Secara umum konsumen semakin dipandang sebagai raja, bahkan di Amerika Serikat konsumen telah cenderung berubah menjadi diktator bagi produsen.
Globalisasi telah menambah tingkat persaingan antara perusahaan satu dengan lainnya tanpa mengenal batas-batas negara. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, hanya perusahaan yang beroperasi secara efisien yang akan mampu bertahan. Untuk itu perusahaan harus menerapkan perencanaan strategis (strategic planning) yang terpadu antara semua fungsional dalam perusahaan dengan membentuk jaringan kerja (networking). Disamping itu, perusahaan harus responsive/tanggap terhadap perkembangan teknologi informasi yang menjadi pendukung dalam pengembangan pasar.

B.     PENGERTIAN PEMASARAN
Pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi dan penetapan harga serta pelayanan untuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu. Definisi diatas memiliki beberapa konsep penting yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk (barang, jasa dan ide); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan relasi dan jaringan kerja; serta pemasar dan prospek. Hubungan antar konsep tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1.      Kebutuhan (needs); suatu keadaan untuk memenuhi kekurangan yang bersifat dasar; misalnya manusia membutuhkan makanan, pakaian, tempat tinggal.
2.      Keinginan (wants); suatu keadaan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih spesifik dan banyak dipengaruhi lingkungan misalnya manusia menginginkan makanan dari beras, jagung atau sagu.
3.      Permintaan (demands); keinginan terhadap produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan (daya beli) dan keinginan untuk mengkonsumsinya.
4.      Produk (product); segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.
5.      Nilai (value); persepsi yang mendasari pemilihan produk yang akan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan.
6.      Pertukaran (exchange); kegiatan untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari pihak lain dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya.
7.      Transaksi (transaction); suatu pertukaran antara dua pihak yang melibatkan sedikitnya dua unsur nilai, dengan kondisi, waktu dan tempat yang disetujui bersama.
8.      Hubungan relasi (relationship); proses untuk menciptakan, mempertahankan dan mencapai hubungan yang baik dengan pelanggan atau stakeholder.
9.      Pasar (market); orang atau sekelompok orang yang mempunyai kebutuhan dan keinginan serta memiliki daya beli (kemampuan) dan keinginan (minat) untuk membelanjakannya.

Inti dari pemasaran adalah pertukaran melalui proses pertukaran kebutuhan konsumen dapat terpuaskan. Pertukaran adalah suatu proses yang dilakukan dua pihak atau lebih dengan cara saling memberi sesuatu yang bernilai untuk memuaskan kebutuhan masing-masing.

C.    PERAN PEMASARAN DALAM MASYARAKAT
Pemasaran memungkinkan masyarakat meningkatkan kemakmurannya melalui proses pertukaran. Pemasaran menambah nilai (utilitas) pada produk. Utilitas adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Macam-macam utilitas:
1.      Utilitas bentuk, yaitu manfaat yang dirasakan konsumen karena perubahan bentuk produk. Pemasaran secara tidak langsung memberikan manfaat bentuk melalui pemberian ide mengenai produk kepada bagian produksi. Contoh: suatu bank membuat fasilitas ATM untuk memudahkan nasabah.
2.      Utilitas tempat, yaitu manfaat yang dirasakan konsumen karena dapat menikmati produk di tempat yang diinginkan. Contoh: mesin ATM ditempatkan di berbagai tempat yang strategis.
3.      Utilitas waktu, yaitu tambahan manfaat yang dirasakan konsumen karena dapat menikmati produk pada saat dibutuhkan. Contoh: fasilitas ATM memberi pelayanan 24 jam.
4.      Utilitas kepemilikan. Produk akan bisa memberikan manfaat yang optimal jika telah terjadi perpindahan kepemilikan. Pemasaran membantu berpindahnya kepemilikan suatu produk. Contoh: nasabah dapat mengambil sendiri jumlah uang yang dibutuhkan.

D.    KONSEP PEMASARAN
Konsep pemasaran merupakan konsep bisnis yang muncul belakangan. Tenaga pemasaran yang kuat, promosi yang gencar, dan produk yang secara teknis bermutu, ternyata tidak menjamin keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini mungkin disebabkan terutama oleh perubahan kondisi persaingan dan tuntutan konsumen. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, konsumen memiliki berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan yang sejenis. Oleh sebab itu, konsumen akan memilih produk yang dianggap mampu memberikan nilai kepuasan tertinggi.
Konsep pemasaran membantu perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat. Untuk itulah, operasi perusahaan harus dimulai dari menemukan kebutuhan dan keinginan konsumen, disusul dengan menemukan cara pemuasan yang terbaik.
Konsep pemasaran memiliki beberapa filosofi:
1.      Fokus pasar. Penerapan filosofi ini menuntun (atau mengharuskan) para pemasar menentukan secara jelas pasar sasaran yang dituju. Penentuan pasar sasaran akan membantu penentuan program-program pemasaran yang sesuai.
2.      Orientasi dan kepuasan konsumen. Para pemasar harus bisa menempatkan diri seolah-olah dirinya adalah konsumen, bukan produsen. Dengan menempatkan diri sebagai konsumen, pemasar akan berada pada posisi yang lebih baik untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk tertentu. Kebutuhan dan keinginan konsumen harus dapat terpuaskan melalui proses pertukaran. Konsumen yang puas diharapkan akan menjadi pelanggan yang setia, dan selalu melakukan pembelian ulang. Hal ini akan sangat menguntungkan perusahaan mengingat biaya untuk mendapatkan pelanggan baru jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan lama.
3.      Pemasaran yang terkoordinasi. Pemasaran harus terkoordinir diantara semua bagian dalam perusahaan. Sebagai contoh, jika manajemen memutuskan pemberian diskon untuk produk-produk tertentu, semua staf pemasaran harus diberitahu. Dengan disebutkannya informasi kebijakan tersebut memungkinkan diambilnya tindakan yang seragam, mulai dari kasir, pramuniaga, sampai dengan supervisor dibawah manajemen. Karyawan pada bagian lain juga harus mendapatkan informasi sehingga mereka memiliki sikap dan tindakan yang sama.
4.      Orientasi laba. Salah satu tujuan jangka pendek perusahaan adalah mendapatkan tingkat keuntungan tertentu. Melalui keuntungan yang diperoleh, perusahaan mungkin memiliki dana untuk mengembangkan perusahaan. Dengan demikian, tujuan pemasaran adalah bukan sekedar untuk meningkatkan volume penjualan melainkan lebih ditujukan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang layak.

E.     FUNGSI PEMASARAN
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pemasaran terdiri dari beberapa aktivitas yang saling berkaitan. Masing-masing aktifitas tersebut memiliki fungsi-fungsi yaitu: fungsi pertukaran, fungsi distribusi fisik dan fungsi perantara (fasilitator).
1.      Fungsi pertukaran
Aktifitas untuk menyampaikan produk pada pemakai atau konsumen yang dimaksud.



2.      Fungsi distribusi fisik
Aktivitas yang meliputi pengangkutan dan penyimpanan barang. Fungsi tersebut akan menempatkan produk pada tempat yang diinginkan oleh konsumen.
3.      Fungsi perantara
Fungsi perantara adalah aktivitas yang menghubungkan pelaksanaan fungsi pertukaran dan fungsi distribusi fisik pada perusahaan. Keempat aktivitas tersebut yaitu pembiayaan, mengurangi resiko, mencari informasi pasar dan standarisasi serta penggolongan.

F.     PROSES PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah rencana untuk memilih dan menganalisis target, pasar, mengembangkan dan memelihara bauran pemasaran yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Menurut Philip Kotler, proses pemasaran terdiri dari empat langkah utama:
1.      Menganalisis kesempatan di pasar
2.      Mengembangkan strategi pemasaran berorientasi pasar
3.      Merencanakan taktik atau program pemasaran dengan menggunakan marketing mix (4P: product, price, place, promotion).
4.      Mengorganisir, implementasi dan mengawasi upaya-upaya pemasaran.
Pasar adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kebutuhan dan daya beli serta kemauan membelanjakannya untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Berdasarkan jenis konsumen dan penggunaan produknya, pasar dapat dibedakan menjadi:
1.      Pasar konsumen, terdiri dari individu yang membeli produk untuk digunakan sendiri. Produk tersebut dinamakan barang konsumsi.
2.      Pasar industri, terdiri dari organisasi bisnis, pemerintah, dan institusi lain yang membeli produk dan digunakan untuk kegiatan mereka atau untuk kegiatan produksi dengan membuat produk lain.
G.    SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah kegiatan yang dilakukan pemasar untuk membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki karakteristik dan kebutuhan produk yang sama, atau dengan kata lain membagi pasar yang sifatnya heterogen menjadi kelompok-kelompok pasar yang sifatnya homogen. Segmentasi sebenarnya hanya merupakan pola pikir atau cara pancang bukan merupakan kegiatan fisik.
Dari hal diatas maka manfaat segmentasi pasar adalah sebagai berikut:
1.      Produsen dapat merancang produk yang responsif (sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasar)
2.      Produsen dapat menentukan strategi komunikasi yang efektif dengan pelanggan.
3.      Produsen dapat mengevaluasi posisi perusahaannya terhadap pesaing di pasar sehingga dapat memilih kesempatan pemasaran
4.      Memberikan pandangan tentang strategi pemasaran yang ada saat ini.

H.    PENETAPAN TARGET PASAR
Langkah pemasaran dilakukan setelah segmentasi pasar adalah penetapan target pasar. Penetapan target pasar merupakan tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki.
Penetapan target pasar tertentu kadang-kadang menimbulkan pertentangan dan keprihatinan mendalam. Menyeleksi suatu target pasar sangat penting dilakukan dalam mengembangkan sebuah strategi pemasaran yang efektif. Mencoba untuk menjual sebuah produk kepada suatu kelompok pelanggan yang tidak menginginkan atau membutuhkan produk tertentu.

I.       BAURAN PEMASARAN
Langkah penting dalam perencanaan pemasaran adalah pemilihan strategi pemasaran dan menciptakan bauran pemasaran sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Bauran pemasaran adalah kombinasi unsur utama pemasaran guna meningkatkan penjualan perusahaan.
J.      RISET PASAR (PROBE)
Churchill (2005) memberikan definisi riset pemasaran secara luas dalam peranannya sebagai rantai informasi. Riset pemasaran adalah suatu fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat dengan para pemasar melalui informasi dan informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan peluang dan masalah pemasaran; menghasilkan, menyaring dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas pemasaran; memonitor kinerja pemasaran dan meningkatkan pemahaman atas pemasaran sebagai suatu proses. Riset pasar (market research) adalah sarana untuk mengumpulkan informasi yang menjadi dasar dalam perencanaan pemasaran. Riset pasar mencakup kegiatan sistematis dalam pengumpulan, analisa dan interpretasi data yang berkaitan dengan pasar, pelanggan dan pesaing perusahaan.
Riset pasar terdiri dari langkah-langkah:
1.      Mendefinisikan masalah dan riset pasar secara jelas. Bagian dari mendefinisikan masalah mencakup penetapan tujuan dari riset tersebut yang akan dilakukan. Riset pasar dapat memiliki lebih dari satu tujuan dan setiap tujuan harus dapat dinyatakan secara eksplisit.
2.      Menentukan desain riset. Pemilihan desain riset tergantung seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki tentang suatu masalah. Jika pengetahuan tentang fenomena yang akan diselidiki relatif sedikit, penggunaan riset eksploratori akan memberikan hasil yang lebih baik. Jika permasalahan tidak terlalu luas dan samar-samar sehingga diharapkan dapat diformulasikan dengan jelas dan akurat, maka riset deskriptif atau sebab akibat (causalitas) dapat dilakukan.
3.      Menentukan metode pengumpulan data. Adakalanya informasi yang diperlukan oleh pengusaha untuk menyelesaikan permasalahan sudah tersedia dalam bentuk data sekunder atau data yang sudah dikumpulkan untuk beberapa tujuan. Data tersebut dapat saja ada dalam sistem informasi internal perusahaan itu sendiri, seperti: kartu garansi, laporan kunjungan pelanggan, dan lain-lain. Jika data atau informasi belum tersedia, maka dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi secara langsung atau data primer untuk tujuan riset yang sedang dilakukan.
4.      Menganalisa dan melakukan interpretasi data dengan berbagai alternatif metode analisa sesuai tujuan riset.
5.      Sebaiknya mempergunakan second opinion dengan tenaga ahli apabila hasil kurang memuaskan
6.      Mengambil kesimpulan dan keputusan.

K.    Kesimpulan
Pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi dan penetapan harga serta pelayanan untuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu. Definisi tersebut memiliki beberapa konsep penting yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk (barang, jasa dan ide); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan relasi dan jaringan kerja; serta pemasar dan prospek.
Pemasaran mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi pertukaran, fungsi distribusi fisik dan fungsi perantara (fasilitator). Strategi pemasaran adalah rencana untuk memilih dan menganalisis target, pasar, mengembangkan dan memelihara bauran pemasaran yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Riset pasar merupakan kegiatan sistematis dalam pengumpulan, analisa dan interpretasi data yang berkaitan dengan pasar, pelanggan dan pesaing perusahaan.

MANAJEMEN KEUANGAN


A.    Latar Belakang
Salah satu departemen yang paling penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan adalah departemen keuangan yang dipimpin oleh manajer keuangan. Hubungan departemen dengan departemen lainnya sangatlah penting, terutama dalam hal penyusunan anggaran yang dibutuhkan oleh masing – masing departemen.
Dalam hal ini departemen keuanganlah yang bertugas untuk mencari dana yang dibutuhkan dari berbagai sumber dana yang ada seperti melalui utang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Kemudian departemen keuangan harus pula mengelola dana yang sudah diperoleh dengan alokasi yang tepat sesuai dengan rencana. Kekurangan dana akan menyebabkan macetnya rencana yang sudah disusun. Demikian pula, apabila salah dalam pengelolaan dana akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang telah ditentukan. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses dasar akuntansi serta laporan keuangannya?
2.      Apa peranan manajer keuangan?
3.      Bagaimana kebutuhan/penggunaan dana jangka panjang maupun dana jangka pendek?

C.    Tujuan
Agar kita semua mengetahui tujuan dari perusahaan dalam memanajemen keuangannya. Adapun tujuan perusahaan ialah memaksimalkan nilai perusahaan, memaksimalkan laba, menciptakan kesejahteraan bagi stakeholder, menciptakan citra perusahaan dan meningkatkan tanggung jawab sosial. Dengan demikian, segala aktivitas perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak dan diharapkan masyarakat memiliki sikap serta pandangan yang positif terhadap perusahaan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Proses Dasar Akuntansi dan Laporan Keuangan 
1.      Proses Dasar Akuntansi
            Kegiatan akuntansi dalam sebuah perusahaan akan dilaksanakan secara bertahap. Kegiatan utama dari satu siklus akuntansi adalah adanya suatu transaksi, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan transaksi tersebut, pengikhtisaran, dan diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan. Syarat mutlak suatu transaksi dapat dicatat (dalam jurnal) adalah adanya bukti transaksi, yang merupakan bukti tertulis dan juga merupakan pertanggung jawaban atas pelaksanaan suatu transaksi.
            Transaksi yang merupakan sumber pencatatan dalam akuntansi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.       Transaksi intern, atau sering juga disebut kejadian, merupakan transaksi yang terjadi didalam perusahaan sendiri dan tidak tidak berkaitan dengan perusahaan lain (pihak di luar perusahaan).
b.      Transaksi ekstern, merupakan transaksi yang terjadi dan berkaitan dengan perusahaan lain (pihak di luar perusahaan).
Bukti – bukti transaksi atau kegiatan usaha yang dibuat oleh perusahaan sendiri disebut bukti intern, sedangkan bukti – bukti transaksi atau kegiatan usaha yang diterima dari perusahaan lain (pihak lain) disebut bukti ekstern. Bukti – bukti transaksi yang sering digunakan oleh perusahaan adalah kuitansi, bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas, faktur, kuitansi, nota debet, nota kredit dan memo.
Siklus akuntansi/ Proses dasar akuntansi :
a.    Tahap pencatatan : 1 Jan – 31 Des
1)   Transaksi/ Bukti transaksi
Pada sebuah perusahaan yang setiap hari melakukan banyak transaksi, tentu tidak semua transaksi yang dilakukannya dapat dicatat dalam jurnal. Hanya transaksi – transaksi yang didukung oleh bukti – bukti tertulis yang disebut sebagai “bukti pembukuan” atau “bukti pencatatan” yang akan dicatat.
2)   Jurnal
1)   Pengaruh transaksi keuangan
Setiap transaksi keuangan yang terjadi akan selalu mempengaruhi jumlah uang yang tercantum pada sisi debet atau kredit akun (buku besar) tertentu. Transaksi keuangan dapat saja menambah atau mengurangi jumlah yang tercantum pada sisi debet atau kredit akun (buku besar).agar dapat memudahkan dalam melakukan proses pencatatan penambahan atau pengurangan pada suatu akun (buku besar) yang diakibatkan karena terjadinya transaksi keuangan pada suatu perusahaan, perhatikan ikhtisar berikut ini!
Akun
Bertambah
Berkurang
Saldo Normal
Aktiva
Di Debet
Di Kredit
Debet
Utang
Di Kredit
Di Debet
Kredit
Modal
Di Kredit
Di Debet
Kredit
Deviden dan prive
Di Debet
Di Kredit
Debet
Pendapatan
Di Kredit
Di Debet
Kredit
Beban Usaha
Di Debet
Di Kredit
Debet
     
Pengaruh yang mungkin terjadi dari suatu transaksi keuangan terhadap harta, kewajiban, dan modal adalah sebagai berikut.
a)      Ada penambahan dalam salah satu harta dan adanya pengurangan terhadap harta lainnya.
b)      Adanya penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan pada utang.
c)      Adanya penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan pada modal
d)     Adanya pengurangan terhadap harta dan diikuti pula dengan pengurangan pada utang.
e)      Adanya pengurangan terhadap harta dan diikuti pula dengan pengurangan modal.
Dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya untuk menghindari kesalahan seminimal mungkin, maka pencatatan tidak dilakukan langsung ke dalam akun buku besar. Setiap transaksi terlebih dahulu dianalisis pengaruhnya terhadap unsur – unsur persamaan dasar akuntansi (harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban) dan dicatat dalam jurnal baru kemudian dicatat ke dalam akun (buku besar).[1]
2)   Bentuk jurnal
Bentuk jurnal yang sering digunakan dalam suatu perusahaan adalah jurnal yang mempunyai 2 kolom jumlah (debet dan kredit). Jurnal semacam ini dapat dipergunakan untuk mencatat semua transaksi secara kronologis.
Contoh Menyusun Jurnal Berdasarkan Bukti Pencatatan Akuntansi melalui Identifikasi Transaksi.
Berikt ini transaksi yang terjadi pada bengkel motor milik Tn. Roni selama bulan Juli 2003.
1 Juli : Tn. Roni menanamkan modal pada perusahaan bengkel motor “GOLDEN” dengan menyetor uang tunai Rp. 30.000.000,00
5 Juli : Membeli peralatan bengkel ditoko “Armada” seharga Rp. 1.500.000,00 tunai.
9 Juli : Membeli peralatan bengkel Rp. 1.000.000,00 dan perlengkapan motor Honda seharga Rp. 1.300.000,00 pembayarannya dilakukan 1 bulan mendatang
16 Juli : Di terima uang sejumlah Rp. 750.000,00 dari pekerjaan servis yang telah diselesaikan.
17Juli : Membayar sewa kios untuk bulan Agustus seharga Rp. 300.000,00
23Juli : Dibayar rekening listrik dan telepon sebesar Rp. 50.000,00
25Juli : Menyerahkan perhitungan penyelesaian servis 3 sepeda motor,dengan nilai faktur sebesar Rp. 600.000,00.
27Juli : Membayar beban lain – lain sebesar Rp. 800.000,00.
29Juli : Tn. Roni mengambil uang tunai untuk keperluan pribadi dari perusahaan bengkel motor “GOLDEN” sejumlah Rp. 1.000.000,00.
30Juli : Menerima uang pembayaran hasil pekerjaan servis yang telah diselesaikan 2 minggu terakhir sebesar Rp. 800.000,00
30Juli : Membayar biaya merenovasi bangunan bengkel motor kepada sebuah kontraktor dengan menyerahkan uang tunai Rp. 3.000.000,00.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam membuat jurnal, maka setiap transaksi tersebut perlu dianalisis pengaruhnya terhadap elemen – elemen dasar akuntansi terlebih dahulu.
Tgl
Akun perubahan
D/K
Jumlah (Rp)
1   Juli
Kas bertambah dan
Modal Tn. Roni bertambah
(D)
(K)
30.000.000,00
30.000.000,00
5   Juli
Peralatan bengkel bertambah dan kas berkurang
(D)
(K)
1.500.000,00
1.500.000,00
9   Juli
Peralatan bengkel bertambah
Perlengkapan motor bertambah dan
Utang bertambah
(D)
(D)
(K)
1.000.000,00
1.300.000,00
2.300.000,00
16 Juli
Kas bertambah dan
Pendapatan jasa servis bertambah
(D)
(K)
750.000,00
750.000,00
17 Juli
Beban sewa bertambah dan
Kas berkurang
(D)
(K)
300.000,00
300.000,00
23 Juli
Beban listrik/telpon bertambah dan
Kas berkurang
(D)
(K)
50.000,00
50.000,00
25 Juli
Piutang pendapatan bertambah dan
Pendapatan servis bertambah
(D)
(K)
600.000,00
600.000,00
27 Juli
Beban lain – lain bertambah dan
Kas berkurang
(D)
(K)
800.000,00
800.000,00
29 Juli
Prive Tn. Roni bertambah dan
Kas berkurang
(D)
(K)
1.000.000,00
1.000.000,00
30 Juli
Kas bertambah dan
Pendapatan servis bertambah
(D)
(K)
800.000,00
800.000,00
30 Juli
Beban renovasi bertambah dan
Kas berkurang
(D)
(K)
3.000.000,00
3.000.000,00

Setelah kita menganalisis setiap transaksi dengan mengisi daftar seperti contoh diatas, maka selanjutnya dilakukan pencatatan hasil analisis tersebut kedalam jurnal seperti dibawah ini.

BENGKEL MOTOR “GOLDEN”
JURNAL UMUM
TGL
KETERANGAN
REF
DEBET (Rp)
KREDIT (Rp)
1 Juli
Kas (D)
     Modal Tn. Roni (K)
(setoran modal Tn. Roni)

30.000.000,00
-
-
30.000.000,00
5 Juli
Peralatan bengkel (D)
     Kas (K)
(Pembelian peralatan bengkel tunai)

1.500.000,00
-
-
1.500.000,00
9 Juli
Peralatan bengkel (D)
Perlengkapan motor (D)
     Utang (K)
(Pembelian peralatan bengkel dan perlengkapan motor Honda)

1.000.000,00
1.300.000,00
-
-
-
2.300.000,00
16Juli
Kas (D)
Pendapatan jasa servis (K)
(penerimaan jasa servis)

750.000,00
-
-
750.000,00
17Juli
Beban sewa (D)
Kas (K)
(pembayaran sewa kios bulan agustus)

300.000,00
-
-
300.000,00
23Juli
Beban listrik/telpon (D)
Kas (K)
(Pembayaran rek listrik bulan agustus)

50.000,00
-
-
50.000,00
25Juli
Piutang pendapatan (D)
Pendapatan servis (K)
(Jasa servis yang belum dibayar)

600.000,00
-
-
600.000,00
27Juli
Beban lain – lain (D)
Kas (K)
(pembayaran beban lain - lain)

800.000,00
-
-
800.000,00
29Juli
Prive Tn. Roni (D)
Kas (K)
(Pembayaran beban lain - lain)

1.000.000,00
-
-
1.000.000,00
30Juli
Kas (D)
Pendapatan servis (K)
(Penerimaan jasa servis)

800.000,00
-
-
800.000,00
30Juli
Beban renovasi bangunan (D)
Kas (K)
(Pembayaran beban renovasi)

3.000.000,00
-
-
3.000.000,00

3)   Buku Besar
a)      Bentuk Buku Besar (Akun)
Ada 4 bentuk buku besar (akun) yang sering kita temui dalam praktek akuntansi, yaitu:
·         Bentuk “T”
Pemakaian buku besar “T” hanya dipergunakan dalam pengajaran akuntansi dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat dalam menjelaskan atau menyelesaikan suatu soal akuntansi.
·         Bentuk 2 Kolom
Buku besar (akun) 2 kolom merupakan pengembangan buku besar (akun) “T”.
·         Bentuk 3 Kolom
·         Bentuk 4 Kolom
Pada buku besar bentuk 4 kolom, terdapat kolom debet dan kredit pertama yang digunakan untuk mencatat mutasi akun yang bersangkutan, dan kolom debet dan kredit kedua digunakan untuk mencatat saldo dari akun yang bersangkutan.
b)      Posting (pemindahbukuan) Jurnal ke Buku Besar
Posting adalah proses pemindahan catatan berupa data angka (jumlah) dalam jurnal ke dalam akun buku besar. Tiap jumlah debet pada jurnal dipindahkan ke sisi sebelah debet akun buku besar yang bersangkutan. Jumlah kredit pada jurnal dipindahkan ke sisi sebelah kredit akun buku besar yang bersangkutan. Posting, dilakukan untuk setiap transaksi yang telah tercatat pada jurnal, sesuai dengan tanggal berlangsungnya transaksi tersebut.
Pemindahan pos – pos jurnal ke akun buku besar dilakukan sebagai berikut :
a)      Tanggal serta jumlah yang tercatat pada jurnal dipindahkan (di catat kembali) pada akun buku besar yang bersangkutan di kolom yang sesuai.
b)      Pada kolom Ref (Referensi/ kode) akun buku besar yang bersangkutan dicatat halaman jurnal, sesuai asal data yang bersangkutan diperoleh.
c)      Pada kolom Ref (Referensi kode) jurnal yang bersangkutan dicatatkan nomer kode akun buku besar yang bersangkutan.
Berdasarkan transaksi – transaksi yang terjadi pada bengkel “GOLDEN” dan telah dicatat dalam jurnal, selanjutnya berikut ini adalah akun buku besar Bengkel “GOLDEN” setelah dilakukan postng (pemindahbukuan).
Nama Akun: Kas                                                                              Nomor Akun:1.1
Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Saldo
Juli


(Rp)
(Rp)
Debet
Kredit
1
Setoran modal
JU 01
30.000.000,00
-
30.000.000,00
-
5
Pembelian peralatan
JU 01
-
1.500.000,00
28.500.000,00
-
16
Penerimaan jasa
JU 01
750.000,00
-
29.250.000,00
-
17
Pembayaran sewa kios
JU 01
-
300.000,00
28.950.000,00
-
23
Pembayaran beban listrik
JU 01
-
50.000,00
28.900.000,00
-
27
Beban lain – lain
JU 01
-
800.000,00
28.100.000,00
-
29
Prive Tn.Roni
JU 01
-
1.000.000,00
27.100.000,00
-
30
Penerimaan jasa
JU 01
800.000,00
-
27.900.000,00
-
30
Beban renovasi
JU 01
-
3.000.000,00
24.900.000,00