Kamis, 26 Mei 2011

PB

KEPUTUSAN PRODUK DAN HARGA

Disusun Oleh:
Roi’atul Wardah (C34209026)
Ayu Dwi Mayanti Putri (C34209027)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah Keputusan Produk dan Harga ini dapat terselesaikan. Tugas ini Kami buat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester IV mata kuliah Pengantar Bisnis.
            Dengan selesainya makalah ini Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Sri Wigati  yang telah membimbing terhadap pembuatan makalah ini. Semoga bimbingan yang Ibu berikan dapat bermanfaat Amin.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu dengan penuh rendah hati Kami mohon agar para pembaca beserta dosen pembimbing berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya tugas ini.
            Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna terutama bagi para teman-teman mahasiswa Amin.


                                                                                                  Surabaya, Mei 2011

                                                                                                                                   Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Untuk merebut pembeli dari pesaing, seorang pengusaha dapat membekali dirinya dengan seperangkat perlengkapan, terdiri dari kebijakan produk, harga, saluran distribusi dan promosi.
            Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan perusahaan, baik menyangkut kegiatan penjualan maupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
            Dengan demikian semua keputusan yang berhubungan dengan harga hendaknya harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguuh dan mendalam serta memperhatikan aspek intern dan ekstern perusahaan. Selain mengenai harga, hal-hal yang berkaitan dengan saluran distribusi maupun promosi suatu produk juga menjadi hal yang penting dalam suatu pengambilan keputusan pembelian seorang konsumen terhadap produk dan pengaruh harga dalam pengambilan keputusan tersebut. Oleh karena itu, determinan yang sangat berpengaruh terhadap keputusan produk dan harga akan dijelaskan pada makalah ini. 

B. Rumusan Masalah
1. Hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi suatu keputusan pasar?
2. Bagaimanakah proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang konsumen?
3. Bagaimanakah strategi penetapan suatu harga pada produk baru?
4. Bagaimanakah strategi saluran distribusi yang baik dan benar?
5. Seberapa besar pengaruh promosi dalam suatu kegiatan pemasaran dalam pendistribusian suatu produk?






BAB II
PEMBAHASAN
KEPUTUSAN PRODUK DAN HARGA

A. KEPUTUSAN PASAR
            Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah yaitu uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan[1].
1. Syarat-syarat terjadinya pasar adalah :
a. Ada tempat untuk berniaga
b. Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan.
c. Terdapat penjual barang tertentu
d. Adanya pembeli barang
e. Adanya hubungan dalam transaksi jual beli.
2. Pengertian pasar secara khusus
1. Sebagai sarana distribusi
               Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen.
2. Sebagai pembentuk harga
               Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga.
3. Sebagai sarana promosi
               Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut [2].
            Keputusan pasar dipengaruhi oleh penawaran barang (produk) oleh produsen dan juga bagaimana keputusan pembelian oleh konsumen.
1. Penawaran Barang[3]
            Konsep penawaran muncul dari adanya kegiatan penjual. Dalam menjual barang, biasanya produsen/penjual selalu menginginkan harga yang tinggi, agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal (besar).
1. Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran?
            Dari sisi produsen/penjual, ketika harga naik/tinggi tentu produsen akan memproduksi dan menjual barang sebanyak-banyaknya, sehingga jumlah barang yang ditawarkan akan semakin besar. Sebaliknya jika harga turun/rendah, tentu produsen akan merasa lesu untuk memproduksi dan menjual barang tersebut, sehinga jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit
            Dapat disimpulkan bahwa ketika harga naik (tinggi), maka jumlah barang yang ditawarkan cenderung bertambah, dan jika harga turun (rendah), maka jumlah yang ditawarkan cenderung berkurang. Hal ini berarti bahwa antara harga (P) dan jumlah yang ditawarkan (Qs) memiliki hubungan yang searah.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN
            Penawaran suatu barang akan dipengaruhi oleh jumlah produk barang yang bersangkutan. Adanya barang substitusi/pengganti akan berpengaruh terhadap penawaran barang pokok.
C. HARGA PASAR (HARGA KESEIMBANGAN)
            Di pasar banyak penjual yang menawarkan barangnya dengan harga tertentu. Harga yang ditetapkan oleh penjual biasa disebut harga penjual. Harga penjual cenderung tinggi, karena penjual menginginkan keuntungan yang maksimal. Sementara itu sebagai pembeli tentu juga menetapkan harga penawaran terhadap barang yang akan dibeli.Harga yang ditetapkan oleh pembeli disebut harga pembeli. Harga pembeli cenderung lebih rendah dibanding harga penjual. Apabila antara penjual dan pembeli tidak ada kesepakatan terhadap harga barangnya, maka jual-beli tidak akan terjadi. Tetapi jika antara penjual dan pembeli ada kesepakatan harga setelah melakukan tawar-menawar, maka transaksi jual-beli akan terjadi.
            Penjual melahirkan penawaran, sedangkan pembeli melahirkan permintaan. Oleh karena itu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli juga bisa dikatakan sebagai keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Dengan demikian, harga pasar juga bisa dikatakan sebagai harga yang terjadi setelah ada keseimbangan antara penawaran dan permintaan.Apabila penawaran diujudkan dalam bentuk kurva S dan permintaan diujudkan dalam bentuk kurva D, maka harpga pasar (harga keseimbangan) akan terjadi pada saat kurva S berpotongan dengan kurva D. Titik potong kedua kurva itu menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Keseimbangan kurva penawaran dan kurva permintaan yang melahirkan harga pasar itulah yang  dapat disebut sebagai keputusan pasar di mana terjadinya titik ekuilibrium.
 

2. Perilaku Pembelian Konsumen
            Perilaku pembelian Konsumen akhir ( individu dan rumah tangga ) yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi
1.      Karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana dia mempersepsikan dan bereaksi terhadap rangsangan.
2.      Proses pengambilan keputusan pembelian itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.

KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN.
1.      Faktor-faktor Budaya
a.         Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
b.         Sub-budaya : kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
c.         Kelas Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2.             Faktor-faktor Sosial.
a.        Kelompok : Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.
b.        Keluarga.
c.        Peran dan Status. ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

3.      Faktor-faktor Pribadi
a)      Umur dan Tata Siklus Hidup,
b)      Pekerjaan.
c)      Situasi Ekonomi.
d)     Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion ( AIO ) orang tersebut.
e)      Kepribadian dan Konsep Diri. ( Kepribadian, sikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka ).
4.      Faktor-faktor Psikologis
a.        Motivasi, kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
b.        Persepsi, Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
c.        Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
d.       Keyakinan dan Sikap, ( keyakinan = pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap suatu obyek atau ide ).
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.      Pengenalan Kebutuhan, Tahap di mana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan.
2.      Pencarian Informasi, tahap di mana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif.
3.      Pengevaluasi Alternatif, tahap di mana konsumen mengunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.
4.      Keputusan Pembelian, tahap di mana konsumen secara actual melakukan pembelian produk.
5.      Perilaku Setelah Pembelian, tahap dinama konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada keputusan atau ketidakpuasan mereka.

B. PENENTUAN HARGA PRODUK
1. Definisi Harga [4]
            Menurut William J. Stanton, (1984) harga adalah “Price is value expressed in terms of dollars and cens, or any other monetary medium of exchange”, yang kurang lebih memiliki arti harga adalah nilai yang dinyatakan dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
            Menurut Basu Swastha (1986) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan ditambah barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.     
            Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991) harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
           
Tjiptono (2001) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dan harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).
            Menurut Jerome Mc Carthy (1999: 174) harga adalah apa yang dibebankakn untuk sesuatu [5].
2. Pentingnya Harga [6]
            Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit baik dalam perekonomian maupun dalam perusahaan.
Dalam perekonomian harga pasar dari sebuah barang mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba atas pembayaran factor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal dan skill.
            Dalam metode tersebut harga sebenarnya harga menjadi suatu pengantar dasar pada  sistem perekonomian secara keseluruhan kerena mempengaruhi sumber-sumber yang ada.
            Suatu tingkat upah yang tinggi dapat menarik  tenaga kerja yang lebih banyak dan skill yang lebih baik. Penetapana tingkat bunga yang tinggi akan menarik modal lebiih besar. Dalam perusahaan penetapan harga sesuatu barang atau jasa oleh perusahaan memberikank pengaruh yang tidak sedikit bagi perusahaan karena:
  • Harga merupakan penentu bagi permintaan pasarnya
  • Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan mempengaruhi market share-nya
  • Harga akan member hasil maksimal dengan ,enciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih
  • Harga barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi[7]
            Tidak semua perusahaan menggunakan prosedur yang sama dalam penentuan/penetapan harga, yang meliputi 6 tahap, yaitu:
a)      Mengestimasi pemintaan untuk barang tersebut
            Estimasi permintaan dapat dilakukan dengan jalan menentukan harga yang diharapkan dan mengestimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga.
b)      Mengetahui terlebih dahulu reaksi dalam persaingan
            Sumber-sumber persaingan yang ada daapat nerasal dari barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain, dan barang pengganti (substitusi).
c)      Menentukan market share yang dapat diharaapkan
            Bagi perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu selalu mengaharapkan market share yang lebih besar.
            Memang harus disadari bahwa harapan untuk mendapatkan market share yang lebih besar harus ditunjang oleh kegiatan promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping denngan penentuan harga tertentu.
d)     Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar
e)      Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaandengan melihat pada barang, sistem distribusi, dan program promosinya.

 

4. Metode dan Cara Bagaimana Menentukan Harga Jual Sebuah Produk [8]

a. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
                        Metode ini menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus :
Biaya Total + Marjin = Harga Jual
Contohnya seperti ini. Misalkan anda punya usaha jus buah dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi jus buah tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian  :
·         Biaya bahan baku : Rp. 250.000,00
·         Biaya tenaga kerja : Rp. 100.000,00
·         Biaya lain-lain seperti penyusutan alat, sewa tempat, dsb : Rp. 50.000,00
                        Jika anda menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka : Harga total = Biaya Total + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) = Rp. 460.000,00. Dengan demikian untuk setiap jus yang anda jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00.
b. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
                        Pada intinya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. Para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up ini.[9]
Harga Beli + Mark Up = Harga Jual
                        Jadi mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Contohnya seperti ini. Anggap anda punya toko sepatu adventure. Anda beli sepatu adventure merk “X” seharga 300 ribu. Kemudian anda ingin keuntungan 50 ribu, jadinya anda jual 300 ribu + 50 ribu = 350 ribu.
                        Jadi keuntungannya dapat anda peroleh dari sebagian mark-up tersebut. Mengapa hanya sebagian? Karena anda juga harus mengeluarkan sejumlah biaya “lain-lain” seperti transport untuk beli sepatu yang anda ambilkan dari sebagian mark-up.
c. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
                        Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Usaha anda dapat dikatakan dalam keadaan break-even apabila penghasilan yang anda terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah ditentukan.

5. Tujuan Penetapan Harga [10]
            Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1.  Berorientasi pada laba, bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering disebut ”maksimisasi laba”.
2.  Berorientasi pada volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa agar dapat mencapai tingkat volume penjualan tertentu, nilai penjualan atau pangsa pasar tertentu.
3.  Berorientasi pada citra (image), bahwa penetapan harga tertentu dapat membentuk citra perusahaan, misalnya menetapkan harga tinggi dapat membentuk citra perusahaan yang prestisius, sementara menetapkan harga rendah memungkinkan menjaga nilai perusahaan tertentu (menjaga harga yang terendah di suatu daerah).
4.  Berorientasi pada stabilitas harga, hal ini dilakukan untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).[11]
            Ketika suatu perusahaan telah menetapkan harga dasar dari suatu produk barang atau jasa maka perusahaan dapat menentukan strategi harga dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti harga kompetitor, tujuan perusahaan dan daur hidup produk. Strategi tersebut dapat digunakan untuk produk yang baru maupun yang lama sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
            Berikut ini merupakan berbagai pilihan teknik / strategi penentuan harga :
A. Stretegi Penentuan Harga Pada Produk Baru [12]
1. Skimming Price
            Strategi skimming adalah menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. Contoh handphone nokia, laptop, komputer, dan lain sebagainya.
2. Penetration Price / Harga Penetrasi
            Strategi harga penetrasi adalah menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Contoh : tarif layanan operator baru three / 3, mie selera rakyat, so klin MB, dan lain-lain.

B. Strategi Penetapan Harga Produk Yang Sudah Mapan [13]
            Menurut Tjiptono (2001 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di pasar, diantaranya adalah :
1. Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
2. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
            Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu:
1. Mempertahankan harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
2. Menurunkan harga, strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan harus menurunkan harga produk yang sudah mapan.
a. Strategi Defensif, di mana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang makin ketat.
b. Strategi Ofensif, di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan dengan produk kompetiter.
c. Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan lingkungan. Misalnya, inflasi yang berkelanjutan dan adanya kenaikan harga yang makin melonjak yang menyebabkan konsumen makin selektif dalam berbelanja dan dalam penentuan harga.
3. Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain :
a. Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan kualitas dan distribusi.
b. Dorongan (reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.

C. Stretegi Penentuan Harga yang Mempengaruhi Psikologis Konsumen[14]
1. Prestige Pricing / Harga Prestis.
            Strategi harga Prestige Price adalah menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty. Contoh : roll royce, rolex, guess, gianni versace, prada, vertu, dan lain sebagainya.
2. Odd Pricing / Harga Ganjil.
            Strategi harga odd price adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contoh : Barang yang tadinya dihargai Rp. 100.000,- diubah menjadi Rp. 99.990,- di mana konsumen mungkin akan melihat 99.990 jauh lebih murah daripada Rp. 100.000,-.
3. Multiple-Unit Pricing / Harga Rabat.
            Strategi harga multiple unit price adalah memberikan potongan harga tertentu apabila konsumen membeli produk dalam jumlah yang banyak. Contoh : Jika harga sebuah sebungkus indomie goreng pedas adalah Rp. 1.500,- maka konsumen cukup membayar Rp. 1.ooo,- perbungkus jika membeli satu dus isi 40 bungkus indomie.
4. Price Lining / Harga Lini.
            Strategi harga lining pricing adalah memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang beda. Contoh : bioskop grup 21 memberikan harga standar untuk konsumen bioskop jenis standard dan mengenakan harga yang lebih mahal pada konsumen bioskop 21 jenis premier.
5. Leader Pricing / Pemimpin Harga.
            Strategi harga leader price adalah menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar / harga normal untuk meningkatkan omset penjualan / pembeli. Contoh : biasanya ritel jenis hipermarket memberikan promosi harga yang lebih murah daripada harga normal.




D. Stretegi Penentuan Harga Diskon / Potongan Harga[15]
            Strategi harga diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan potongan harga dari harga yang duah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash, trade discount. Contoh : Bila membeli

E. Stretegi Penentuan Harga Kompetitif [16]
1. Relative Pricing / Harga Relatif.
            Strategi harga relative price adalah menentukan harga di atas, di bawah atau sama dengan tingkat harga persaingan di mana gerakan harganya mengikuti gerakan pesaing.
2. Follow The Leader Pricing.
            Strategi harga follow the leader price adalah penetapan harga produk baik barang maupun jasa diserahkan para pimpinan pasar / penimpin pasar dan tidak menetapkan harga sendiri [17].
C. SALURAN DISTRIBUSI
1.      Pengertian dan Arti Penting Saluran Distribusi
Menurut philip kotler, saluran distribusi sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam mengalihkan hak atas barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui adanya bebrapa unsur penting, yaitu:[18]
1.      Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
2.      Tujuan dari saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu.
3.      Saluran distribusi melaksanakan 2 kegiatan penting untuk mencapai tujuan yaitu mengadakan penggolongan dan mendistribusikanya.
            Manajemen saluran distribusi merupakan sebuah pendekatan yang berorientasi pada keputusan, dalam arti bahwa perhatian diarahkan pada pengembangan kebijaksanaan yang efektif, tidak hanya pada deskripsi tentang bagaimana sebuah saluran beroperasi.
2.      Tipe-tipe dari Saluran Distribusi
       Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen akhir dapat menggunakan saluran yangpanjang ataupun pendek sesuai dengan kebijaksanaan saluran distribusi yang ingin dilaksanakan perusahaan. Mata rantai distribusi menuurut bentuknya dibagi menjadi 2, yaitu:[19]
1.      Saluran distribusi langsung, bentuk penyaluran barang-barang/ jasa-jasa dari produsen ke konsumen dengan tidak melalui perantara.
Bentuk saluran distribusi dibagi menjadi 4, yaitu:
a.       Selling at the point production
Bentuk penjualan langsung dilakukan di tempat produksi.
b.      Selling at the producer’s retail store
Penjualan yang dilakukan di tempat pengecer. Bentuk penjualan ini biasanya produsen tidak melakukan penjualan langsung kepada konsumen tetapi melalui melalui kepada pihak pengecer.
c.       Selling door to door
Penjualan yang dilakukan oleh produsen langsung ke konsumen dengan mengerahkan salesmenya ke rumah-rumah atau ke kantor-kantor konsumen.
d.      Selling through mail
Penjualan yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan jasan pos.
2.      Saluran distribusi tidak langsung, bentuk saluran distribusi yang menggunakanjasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang/jasa kepada para konsumen.
-          Saluran distribusi untuk barang konsumsi
1.      Produsen-konsumen
2.      Produsen-pengecer-konsumen
3.      Produsen-pedagang besar-pengecer-konsumen
4.      Produsen- agen- pedagang besar- pengecer- konsumen
5.      Produsen-agen-pengecer-konsumen
-          Saluran distribusi untuk barang indutri
1.      Produsen- pemakai industri
2.      Produsen- distributor industri-pemakai industri
3.      Produsen- agen distributor industri- pemakai industri
4.      Produsen- agen- pemakai industri
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Menentukan Saluran Distribusi [20]
a.       Faktor pasar
Karena saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembeli konsumen, maka keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. Adapun faktor pasar yang harus diperhatikan adalah:
-          Konsumen
-          Jumlah pembeli potensial
-          Konsentrasi pasar secara geografis
-          Jumlah pesanan
-          Kebiasaan dalam pembelian
b.      Faktor barang
-          Nilai unit
-          Besar dan berat barang
-          Mudah rusaknya barang
-          Sifat teknis
-          Barang standar dan pesanan
-          Luasnya produk line
c.       Faktor perusahaan
-          Sumber pembelanjaan
-          Pengalaman dan kemampuan manjemen
-          Pengawasan saluran
-          Pelayanan yang diberikan oleh penjual
d.      Faktor perantara
-          Pelayanan yang diberikan oleh perantara
-          Kegunaan perantara
-          Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen
-          Volume penjualan
-          Ongkos
e.       Faktor saingan
Dalam hal ini juga dipengaruhi oleh saluran yang dipakai oleh perusahaan saingan karena produsen di dalam industri-industri tertentu menginginkan agar produk mereka dijual berdekatan dengan produk saingan.
4.      Tujuan dan kendala saluran distribusi
                 Titik tolak dalam menentukan pilihan saluran distribusi yang efektif adalah penentuan pasar sasaran dalam upaya pemasaran oleh suatu perusahaan.
 Adapun kendala yang berpengaruh pada proses pembentukan saluran distribusi dalam rangka memenuhi seluruh tujuan perusahaan adalah;[21]
1.      Karakteristik pelanggan
2.      Karakteristik produk
3.      Karakteristik perantara
4.      Pemilihan dan pemeliharaan distributor
5.      Karakteristik lingkungan
5.      Strategi Saluran Distribusi
                 Masalah penting lainya dari saluran distribusi adalah pemilihan dan penentuan strategi saluran distribusi. Stategi saluran distribusi merupakan penentuan manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai di tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan ditempat yang tepat. Jika sebuah perusahaan ingin menyalurkan produk baru yang dihasilkan kepada konsumen yang dituju dengan sejumlah kendala yang dihadapi khususnya yang menyangkut saluran distribusi, maka ada beberapa alternatif strategi dalam mengahadapinya, yaitu:[22]
1. Strategi Struktur Saluran Distribusi
                        Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang digunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. Alternatif yang dipilih dapat berupa distribusi langsung atau distribusi tidak langsung. Tujuannya untuk mencapai jumlah pelanggan yang optimal pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah namun dapat meraih dan menjaga tingkat pengendalian distribusi tertentu.
                        Ada beberapa metode yang yang digunakan untuk memilih alternative strategi struktur saluran distribusi, yaitu :
1) Postponement-Speculation Theory
            Mendasarkan pemilihan saluran distribusi pada resiko, ketidakpastian, dan biaya yang dapat timbul dalam transaksi. Penundaan (postponement) berarti berupaya mengurangi risiko dengan mencocokkan produksi dengan permintaan actual pelanggan.
2) Goods Approach
                        Menyatakan bahwa karakteeristik produk yang menentukan metode distribusi yang tepat dan ekonomis
3) Financial Approach
                        Keinginan produsen untuk dapat memutuskan harga eceran, outlet distribusi, pelayanan kepada pelanggan, fasilitas penyimpanan, dan iklan.
4) Pertimbangan lain
-          - Perkembangan teknologi
-  Faktor social dan standar etika
- Regulasi pemerintah
- Tipologi, pola populasi, dan luasnya daerah
-                      Geografis Kebudayaan

2. Strategi Cakupan Distribusi
                        Strategi ini berkaitan dengan jumlah perantara sesuatu wilayah. Tujuannya untuk melayani pasar dengan biaya yang minimal namun bisa menciptakan citra produk yang diinginkan. Strategi ini ada tiga macam dan pemilihan masing-masing strategi mensyaratkan pemahaman pemasar mengenai kebiasaan pembeliaan pelanggan, tingkat gross margin dan turnovel, kemampuan retailer dalam memberi jasa dan menjual seluruh lini produk perusahaan serta kelas produk.
1. Distribusi eksklusif yaitu produsen hanya menuntut satu orang perantaara khusus untuk menyalurkan barangnya di wilayah tertentu, dengan syarat perantara tersebut tidak boleh menjual produk produsen lain.
2. Distribusi Intensif yaitu produsen berusaha menyediakan produknya disemua retail outlet yang mungkin memasarkannya.
3. Distribusi Selektif yaitu strategi menempatkan produk perusahaan dibeberapa retail outlet saja dalam suatu daerah tertentu.

3. Strategi Distribusi Berganda
                        Yaitu pengguanaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani segmen pelanggan. Tujuannya untuk memperoleh akses yang optimal pada setiap segmen. Penggunaan saluran distribusi ganda ini ada dua jenis yaitu :
1. Saluran komplementer yaitu jika masing-masing saluran menjual produk yang tidak saling berhubungan atau melayani segmen pasar yang tidak saling berhubungan tujuannya untuk mencapai segmen pasar yang tidak dapat dicapai oleh saluran distribusi perusahaan yang sekarang.
2. Saluran kompetitif yaitu jika produk yang sama dijual melalui dua saluran yang berbeda tapi bersaing satu sama lain. Tujuannya untuk meningklatkan penjualan.

4. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
                        Adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang. Dengan mengubah susunan saluran distribusi diharapkan perusahaan dapat menjaga system distribusi yang optimal pada perubahan-perubahan lingkungan tertentu

5. Strategi pengendalian Saluran Distribusi
                        Adalah menguasai semua anggota dalam saluran distribusi agar dapat mengendalikan kegiatan mereka secara terpusat kearah pencapaian tujuan bersama.
Adapun Tujuan dari strategi ini adalah :
1. Untuk meningkatkan pengendalian
2. Memperbaki ketidakefisienan
3. Mengetahui efektifitas biaya melalui kurva pengalaman
4. Mencapai skala ekonomis
                        Jenis-jenis strategi pengendalian saluran yang biasa digunakan antara lain
1. Vertical marketing system (VMS), yaitu jaringan yang dikelola secara terpusat dan professional, yang sejak awal didesain untuk mencapai penghematan dalam operasi dan hasil pemasaran yang optimal
2. Horizontal Marketing Sistem (HMS), merupakan jaringan yang berbentuk apabila beberapa perusahaan perantara yang tidak berkaitan menggabungkan sumber daya dan program pemasarannya guna memanfaatkan peluang pasar yang ada, yang dalam hal ini mereka berada dibawah satu manajemen
6. Strategi Manajemen Konflik dalam Saluran Distribusi
                        Konsep sistem pada distribusi mensyaratkan adanya kerja sama antar saluran. Meskipun demikian didalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara anggota saluran sering terjadi perselisihan. Konflik juga dapat timbul antara saluran yang satu dengan saluran yang lain yang menjual produk yang sama dan ke pasar yang samapula.  
D. PROMOSI
            Dalam kegitan pemasaran modern sekarang ini, kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan produk yang baik, penentuan harga yang menarik dan penetapan saluran distribusi yang mudah terjangkau oleh konsumen sasaran merupakan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan di dalam lingkungan perusahaan atau diantara perusahaan dan rekanannya di dalam pemasaran.
a. Saluran Komunikasi
1.      Saluran komunikasi pribadi melibatkan dua orang atau lebih yang berkomunikasi secara langsung dengan sesamanya. Komunikasi tersebut bisa bertatap muka, telepon, dsb.
2.      Saluran komunikasi non-pribadi yang merupakan media yang membawa pesan teanpa kontak atau umpan balik pribadi, misal media massa dan media selektif, media suasana, peristiwa khas.
b. Media Promosi [23]

PAMFLET

Sering juga disebut sebagai brosur, yaitu terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit.
Berbeda dengan poster yang didesain didesain agar orang bisa mudah membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, pamflet atau brosur ditujukan agar dibaca secara khusus. Pada beberapa jenis, pamflet dimaksudkan agar orang menyimpannya agar sekali waktu digunakan bila membutuhkan informasi.
Termasuk dalam keluarga Pamflet antara lain:
Booklet
Terdiri dari beberapa halaman dan seringkali memiliki sampul, halaman judul, dijilid baik secara sederhana menggunakan staples maupun dijilid dengan hiasan misalnya menggunakan ring.
Sejumlah produk konsumen seperti barang elektronik (misalnya handphone), sering menyertakan buklet berisi spesifikasi produk atau penjelasan cara penggunaan (manual book) secara ringkas. Booklet yang biasanya terlihat seperti sebuah buku mini, bukan merupakan sarana beriklan secara langsung.
Katalog
Adalah saudara dekat booklet, bersifat sebagai daftar, dan menginformasikan berbagai macam hal dalam topik tertentu. Media promosi ini biasanya memuat informasi yang cukup lengkap.
Katalog sangat tepat digunakan untuk mempromosikan produk dengan jumlah banyak dengan penjelasan spesifikasi dan gambar masing-masing produk. Katalog akan memudahkan konsumen untuk bisa memilih sendiri produk mana yang sesuai dengan keinginan dan anggaran biayanya. Terkadang produk-produk yang ditampilkan pada katalog disertai juga dengan info diskon agar lebih menarik calon konsumen.
Leaflet
Merupakan jenis pamflet atau brosur yang paling populer. Biasanya terdiri dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri.
Dibanding dengan media promosi lain (booklet, katalog, flyer), leaflet sangat sering dijumpai karena bisa digunakan untuk bermacam hal misalnya mengenalkan produk, sebagai katalog mini atau booklet mini, profil perusahaan, dan lain sebagainya.
Flyer
Bisa jadi, nama ini terinspirasi dari penyebaran informasi melalui pesawat atau kendaraan yang disebarkan begitu saja di tempat umum. Media promosi ini melayang-layang sebelum diterima oleh target pembacanya. Walaupun begitu, cara penyebaran seperti itu sudah jarang sekali dilakukan. Namun, sesuai namanya, flyer biasanya hanya berupa cetakan satu muka. Kualitas cetakannya tidak musti bagus, bahkan seringkali berkualitas ala kadarnya sebab dibuat dalam jumlah besar dan berbiaya murah karena sudah diperkirakan bahwa banyak di antara flyer akan terbuang dalam waktu relatif singkat berganti fungsi menjadi bungkus kacang. Walaupun begitu, flyer yang baik akan didesain dengan memperhatikan kaidah eye catching dan memorable.
Pada perkembangannya, flyer seringkali tak beda dengan leaflet namun tidak dilipat, hanya merupakan selembar kertas saja dengan kualitas cetakan yang bagus dan berwarna-warni menarik. Di Indonesia, jenis ini sering disebut sebagai selebaran.
Kartu Nama
Ada yang mengatakan bahwa kartu nama termasuk keluarga pamflet, namun ada pula yang mengkategorikan tersendiri. Biasanya kartu nama berukuran kecil kurang dari 9x6cm. Seperti namanya, kartu nama berisi perkenalan tentang seseorang. Informasinya bisa berisi nama, alamat, nomor kontak, institusi, dan lain sebagainya.  Pada perkembangan selanjutnya, pada kartu nama sering pula disisipi gambar atau foto (klik pada gambar untuk mengetahui pemilik kartu nama)…
c. alat promosi (promotional mix)
1. advertising
2. Sales Promotion
3. publicity
4. personal selling
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan promosi
          1. Dana yang tersedia
          2. Sifat pasar
                      a. luas geografis pasaran
                      b. jenis pelanggan
                      c. konsentrasi pelanggan
          3. sifat produk
          4. tahap dalam daur hidup produk









BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keputusan pasar dipengaruhi oleh penawaran barang (produk) oleh produsen dan juga bagaimana keputusan pembelian oleh konsumen. konsep penawaran muncul dari adanya kegiatan penjual. dalam menjual barang, biasanya produsen/penjual selalu menginginkan harga yang tinggi, agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal (besar). dan untuk keputusan pembelian seorang konsumen, proses pengambilan keputusan berdasarkan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku setelah pembelian.
Untuk mengetahui pentingnya penetapan suatu harga, Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit baik dalam perekonomian maupun dalam perusahaan. Dalam perekonomian harga pasar dari sebuah barang mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba atas pembayaran factor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal dan skill. Dalam metode tersebut harga sebenarnya harga menjadi suatu pengantar dasar pada  sistem perekonomian secara keseluruhan kerena mempengaruhi sumber-sumber yang ada.
Dalam pemasaran suatu produk, saluran distribusi dan promosi memiliki kedudukan yang sangat penting. Karena dalam kegiatan pemasaran modern sekarang ini, kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan produk yang baik, penentuan harga yang menarik, penetapan saluran distribusi yang mudah terjangkau oleh konsumen sasaran, promosi yang efektif dan efisien merupakan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan di dalam lingkungan perusahaan atau diantara perusahaan dan rekanannya di dalam pemasaran.







DAFTAR PUSTAKA

Afif, faisal. 1994. Menuju pemasaran global. Bandung; PT eresco. Hal. 160
Angipora, marius. 1999. Dasar-dasar pemasaran. Jakarta; PT raja grafindo persada. Hal. 191
Sadono sukirno. 2004. Pengantar bisnis. Jakarta; Prenada media
Suastha, Basu. 1999. Saluran Pemasaran, edisi pertama. BPFE: Yogyakarta
Sutojo, siswanto. 1988. Kerangka dasar manajemen pemasaran. Jakarta; PT pustaka binaman presindo.
Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran. 2008. (online)
Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan. (Online) http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html
Ekonomi indonesiaku. 2009. Strategi Saluran distribusi http://ekonomikieta.blogspot.com/2009/05/strategi-saluran-distribusi.html
Metode dan Cara bagaimana menentukan harga jual sebuah produk. 2010. (online) http://www.dokterbisnis.net/2010/07/10/metode-dan-cara-bagaimana-menentukan-harga-jual-produk/
Permintaan, penawaran dan harga pasar. 2011. (online) http://artikelekonomi.com/artikel/permintaan+penawaran.html
Pasar. 2011. (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar




[3] Permintaan, penawaran dan harga pasar. 2011. (online) http://artikelekonomi.com/artikel/permintaan+penawaran.html
[4] Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan. (Online) http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html.
[5] Angipora, Marius P. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[6] Angipora, Marius P. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[7] Angipora, Marius P. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[8] Metode dan Cara bagaimana menentukan harga jual sebuah produk. 2010. (online) http://www.dokterbisnis.net/2010/07/10/metode-dan-cara-bagaimana-menentukan-harga-jual-produk/
[9] Sadono sukirno. 2004. Pengantar bisnis. Jakarta; Prenada media. Hal. 225                                                                                                                                                                                                                                                        
[10] Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan. (Online) http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html.
[11] Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan. (Online) http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html.
[12] Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran. 2008. (online)
[13] Strategi Penetapan Harga Produk Baru Dan Produk Yang Sudah Mapan. (Online) http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html.
[14] Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran. 2008. (online)
[15] Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran. 2008. (online)
[16] Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran. 2008. (online)
[17]  Cara Strategi Menentukan Harga Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran. 2008. (online)
[18] Marius, angipora. 1999. Dasar-dasar pemasaran. Jakarta; PT raja grafindo persada. Hal. 191
[19] Siswanto, sutojo. 1988. Kerangka dasar manajemen pemasaran. Jakarta; PT pustaka binaman presindo. Hal. 162
[20] Marius, Angipora. Hal. 201
[21] Faisal, afif. 1994. Menuju pemasaran global. Bandung; PT eresco. Hal. 160
[22] Suastha, Basu. 1999. Saluran Pemasaran, edisi pertama. BPFE: Yogyakarta
[23] Ekonomi indonesiaku. 2009. Strategi Saluran distribusi http://ekonomikieta.blogspot.com/2009/05/strategi-saluran-distribusi.html  









MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI



Abdul Ghofur (C04209096)
Muhamad Afandi       (C04209097)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang[1]
Istilah manajemen produksi yang telah banyak dipakai secara meluas, dipandang kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-sistem produktif dalam masyarakat ekonomi kita. Istilah “produksi” nampaknya berkonotasi sebagai organisasi produk, yaitu aktivitas yang menghasilkan barang, baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang, dan komponen-komponen. Oleh karena itu isilah yang lebih umum yaitu “operasi” disubtitusikan untuk menegaskan dasar umum bidang ini. Dalam pengertian ini maka isilah operasi merupakan aktivitas mentranformasikan input menjadi output. Output ini dapat berupa barang maupun jasa. Transisi istilah dari produksi ke operasi terus berlangsung sampai saat ini.
Operasi adalah suatu proses mentransformasikan input-input menjadi output-outputyang bermanfaat dan dengan demikian menambah nilai pada beberapa hal. Kegiatan ini sebenarnya merupakan fungsi utama dari setiap organisasi.
Misalnya, perusahaan Motorolla mengambil sejumlah input dari lingkungannya, sepeti komponen-komponen  dan bahan-bahan baku dari pemasok, dan kemudian mentransformasikannya unuk menambah nilai, dan kemudian menghasilkan output (seperti telepon tanpa kabel), yang dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan. Proses konversi yang terjadi ini disebut sistem produksi.
Elemen-elemen input, proses transformasi, output, umpan balik kontrol dan monitoring), serta lingkungan merupakan sebuah sistem, yaitu sekumpulan orang, objek, dan prosedur untuk beroperasi dalam suatu lingkungan.
Jadi proses transformasi adalah langkah penambahan nilai dalam proses produksi. Penambahan nilai ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:
1.                  Aler (mengubah), yaitu pengubahan sesuatu secara struktural yang dapat berupa perubahan secara fisik. Proses ini merupakan dasar dari industri manufaktur seperti barang dipotong, dicap, dibentuk, diassembling, dan lain sebagainya. Potong rambut, operasi penyakit, pengaturan hawa ruangan, ataupun penambahan gelar seseorang juga merupakan proses alterasi.
2.                  Transport, sesuatu menjadi lebih bernilai bila dilokasikan pada tempat tertentu daripada tempat di mana  saat ini ia berada. Misalnya bunga yang dikirim sebagai tanda ucapan selamat, sampah yang dibuang ke TPA dan daur-ulang, dan lain sebagainya.
3.                  Store (penyimpanan), yaitu penambahan nilai melalui penyimpanan dalam lingkungan yang terlindung dalam beberapa periode waktu. Misalnya, binatang kesayangan disimpan di kandang selama ditinggal tamasya; menginap di motel selama tugas di luar kota; menyimpan bahan-bahan masakan di lemari es; an lain sebagainya.
4.                  Inspect (memeriksa). Sesuatu menjadi lebih bernilai bila kia memahami milik kita. Misalnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, adanya jaminan pembelian suatu produk, dan lain sebagainya.
Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah, kualitas harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan peminaan konsumen.
Organisasi-organisasi yang sukses hendaknya mempunyai sistem pelaporan yang memberikan informasi umpan balik agar manajer dapat mengetahui apakah kegiatan-kegiatannya dapat memenuhi permintaan konsumen atau tidak. Konsekuensinya bila tidak, dan agar kelangsungan hidup organisasi terjaga, organisasi harus  merancang kembali produk-produk dan jasa-jasanya. Perubahan-perubahan yang dilakukan bisa berupa operasi internalnya atau faktor-faktor produksi yang digunakan.
Manajer juga harus selalu memperhatikan dan menanggapi kekuatan-kekuatan dari lingkungan eksternal, seperti peraturan-peraturan pemerintah; tuntutan-tuntutan serikat buruh; kondisi ekonomi lokal, regional, nasional dan internasional; kemajuan teknologi; dan lain-lain sebagai kondisi sekarang maupun yang akan daang yang bergejolak terus menerus dan sangat dinamis.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari manajemen produksi?
2.      Apa saja klasifikasi proses produksi/operasi?
3.      Bagaimana cara menyusun suatu perencanaan produksi?
4.      Bagaimanakah penjadwalan produksi itu?
5.      Bagaimanakah pengendalian produksi itu?




BAB II
MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI

A.    Pengertian
Yang dimaksud dengan manajemen produksi dan operasi adalah seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi secara efisien untuk menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh organisasi.[2]
Menurut T. Hani Handoko, manajemen produksi dan operasi dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan kegiaan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan sistem-sistem produktif. Kegiatan-kegiatan tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:[3]
1.      Pemilihan: keputusan strategis yang menyangkut pemilihan proses melalui apa berbagai barang dan jasa akan diproduksi atau disediakan.
2.      Perancangan: keputusan-keputusan taktikal yang menyangkut kreasi metoda-metoda pelaksanaan suatu operasi produktif.
3.      Pengoperasian: kepuusan-keputusan perencanaan tingkat keluaran jangka panjang atau dasar forecast permintaan dan keputusan-keputusan scheduling pekerjaan dan pengalokasian karyawan jangka pendek.
4.      Pengawasan: produsen-produsen yang menyangkut pengambilan tindakan korektif dalam operasi-operasi produksi barang atau penyediaan jasa.
5.      Pembaharuan: implementasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam sistem produktif berdasarkan perubahan-perubahan permintaan, tujuan-tujuan organisasional, teknologi, dan manajemen.

B.     Klasifikasi Proses Produksi/Operasi[4]
Pengklasifikasian Proses Produksi/Operasi dapat dilihat dari 2 segi, yakni segi kontinuitas dan segi teknis.
Ada berbagai macam proses produksi dari segi kontinuitas (kelangsungan kelanjutan)
1.      a. Continuous production
b. Intermittent production
2.      a. Standard production
b. Custom production
Kalau dilihat dari segi teknis maka proses produksi dapat dibagi dalam:
1.      Proses ekstraktif, yakni pengambilan langsung dari alam (tambang, kayu, perikanan)
2.      Proses analitis, yakni memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah ke minyak bersih.
3.      Proses sintesis, yakni mencampur dengan unsur-unsur lainnya.
4.      Proses pengubahan, misalnya balok dijadikan papan – diubah bentuk/rupa dan sebagainya dijadikan alat-alat rumah tangga.
Proses ini memerlukan sumber daya atau faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan teknologi. Hasilnya adalah produk hubungan antara hasil dan faktor produksi dinyatakan dalam fungsi produksi  O = f (A, TK, M, t) di mana: O = output, hasil , A=alam, TK = tenaga kerja; M = modal dan t = teknologi.

C.     Perencanaan Produksi[5]
Salah satu faktor yang menentukan aktivitas produksi dan operasi yang produktif adalah melalui perencanaan penentuan lokasi perusahaan/pabrik perlu dilakukan sebaik-baiknya karena kesalahan dalam penentuannya akan berdampak pada ketidakefektifan dan ketidakefisienan operasi yang berdampak pada kurangnya produktivitas usaha sehingga akhirnya perusahaan dapat mengalami kerugian terus menerus.
Perusahaan-perusahaan sering membuat kesalahan dalam pemilihan lokasi dan tempat fasilitas-fasilitas produksinya. Suatu perusahaan memilih lokasi di mana tenaga kerja sulit didapat, beberapa bulan setelah pindah perusahaan menghadapi masalah tenaga kerja. Perusahaan lain membeli anah untuk lokasi pabrinya sangat murah, tetapi kemudian disadari bahwa kondisi tanahnya sangat jelek sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk fondasinya. Perusahaan memilih lokasi di kawasan industri jauh dari luar kota, padahal produk peusahaan harus cepat sampai ke tangan konsumen, maka perusahaan harus membayar biaya distribusi yang sangat besar. Lokasi suatu perusahaan tidak memungkinkan pembuangan limbahnya, masyarakat menuntut perusahaan pindah dan sebagainya.
Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi masing-masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih pnting bagi perusahaan lain adalah dekat dengan sumber-sumber penyediaan bahan dan komponen. Organisasi lainnya mungkin menemukan bahwa faktor yang paling penting adalah memilih lokasi di mana tersedia tenaga kerja yang mencukupi kbutuhan organisasi, ataupun biaya transportasi, yang sangat tinggi bila produk berat dan besar.
Jadi, alasan uama teerjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah suatu persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan “situasional” atau “contingency” unuk pembuatan keputusan bila dinyatakan secara sederhana, “semuanya tergantung”. Secara umum faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahaan:
1.      Lingkungan masyarakat, kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi, baik konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik di daerah tersebut merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi di mana perusahaan akan berlokasi, karena pabrik-pabrik serin memproduksi limbah dalam berbagai bntuk, seperti air, udara, atau limbah zat padat yang telah tercemar, dan sering menimbulkan suara bising. Di lain pihak, masyarakat membuttuhkan industri atau perusahaan karena menyediakan berbagai lapangan pekerjaan dan uang dibawa industi ke masyarakat. Lingkungan masyarakat yang menyenangkan bagi kehidupan para karyawan dan eksekutif juga memungkinkan mereka akan bekerja dengan lebih baik.
2.      Letak pasar, biaya distribusi produk ke konsumen sangat penting dalam mempertimbangkan faktor letak pasar. Produk dapat berupa barang yang harus dijual ke konsumen secara luas atau hanya sebagian kecil masyarakat, atau merupakan bahan mentah yang akan diolah oleh perusahaan/pabrik lain. Bila pengaruh pasar ini sangat kuat, seperti mudah sekali terjadi perubahan keadaan pasar karena selera konsumen, maka sebaiknya pabrik/perusahaan diletakkan dekat dengan pasar supaya mudah mengetahui setiap perubahan yang terjadi. Kecepaan dan kemudahan dalam melayani konsumen juga merupakan alasan lain pemilihan lokasi yang mendekati pasar. Misalnya, memberikan pelayanan yang lebih baik dalam sektor jasa, daerah pasar biasanya ditentukan oleh waktu perjalanan para langganan ke fasilitas (bank, fasilitas rekreasi, restoran, rumah sakit) atau waktu perjalanan para pemberi pelayanan (jasa) para langganan (mobil pemadam kebakaran, ambulan rumah sakit, pemasang telepon). Alam banyak kasus, lokasi suatu fasilitas dapat juga lebih menentukan daerah pasarnya, dibanding daerah pasar menentukan lokasi fasilitas.
3.      Letak Sumber Tenaga Kerja, Salah sau faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja dan biaya produksi adalah tenaga kerja. Di mana pun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga krja merupakan hal yang mendasar. Bagi banyak perusahaan sekarang, kebiasaan dan sikap calon pekerja suatu daerah lebih penting dari keterampilan dan pendidikan, karena jarang perusahaan yang dapat menemukan tenaga kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat bervariasi dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus menyelenggarakan program latihan khusus bagi tenaga kerja baru. Orang-orang dari suatu daerah dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik dibanding di daerah lain, seperti tercermin pada tingkat absensi yang berbeda dan semangat kerja mereka, tingkat upah yang berlaku; serta persaingan antara perusahaan dalam memperebukan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan.
4.      Kedekatan dengan Bahan Mentah dan Pensuplai. Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat bahan bahan mentah, misal pabriksemen, kayu, kertas, dan baja. Tetapi bila produk jadi lebih berat, besar, dan bernilai rendah maka lokasi dipilih sebaliknya. Begitu  juga bila bahan mentah lekas rusak, seperti perusahaan buah-buahan dalam kaleng, lebih baik dkat bahan mentah. Lebih dekat dengan bahan mentah dan para penyedia (pensuplai) memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan pelayanan penyuplaian yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan.
5.      Tersedianya Fasilitas Transportasi. Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat daat, udara, dan air akan melancarkan pengadaan fakor-faktor produksidan penyaluran produk perusahaan. Pentingnya pertimbangan biaya transportasi tergantung “sumbangan”nya terhadap total biaya. Misalnya untuk perusahaan komputer yang biaya transportasinya hanya sekitar 1% atau 2% dari total biaya, tidak jadi masalah di mana pun lokasi perusahaan, berbeda dibanding perusahaan semen. Untuk banyak perusahaan, perbedaan biaya transportasi tidak sepenting perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi, bagaimanapun juga, biaya transportasi tidak dapat dihilangkan di manapun perusahaan berlokasi, karena produk perusahaan harus disalurkan dari produsen di antara sumber bahan mentah dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi. Dekat dengan bahan mentah akan mengurangi biaya pengangkutan bahan mentah, tetapi biaya pengangkutan pengiriman produk jadi meningkat. Sebaliknya, lokasi dekat pasar akan menghemat biaya pengangkutan produk jadi, tetapi menaikkan bahan mentah.
6.      Sumber-sumber Daya (alam) Lainnya. Perusahaan-perusahaan seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun, pemprosesan makanan, aluminium, dan sebagainya sangat memerlukan air dalam kualitas yang besar. Selain itu, hampir setiap industri memerlukan tenaga baik yang dibangkitkan dari aliran listrik, sediesel, air, angin, dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tersedianya sumber daya –sumber daya (alam) dengan murah dan mencukupi.
Selain faktor-faktor di atas, berbagai faktor berikut ini perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi: harga tanah, peraturan-peraturan tenaga kerja, lokasi pabrik-pabrik dan gudang-gudang pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca aau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.
Setelah lokasi ditentukan maka perusahaan harus menentukan di bagian mana pabrik atau bangunan perusahaan akan didirikan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk pemilihan tempat (site) antara lain adalah tanah seharusnya kering dan kuat untuk menyangga bangunan mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik; bila pabrik mengeluarkan asap, harus cukup banyak angin yang membawa asap tersebut keluar daerah permukiman; biaya-biaya Trading, fondasi, dan hubungan-hubungan kegunaan; cukup tersedia areal untuk bangunan yang ada sekarang untuk ekspansi dan parkir kendaraan karyawan; dekat dengan sistem transportasi masyarakat; tingkat agresivitas masyarakat karena kemajuan industri; dan sebagainya.


D.    Penjadwalan Produksi[6]
Penentuan jadwal produksi erat kaitannya dengan penentuan jalur produksi. Manajer produksi harus mempersiapkan tabel waktu yang menunjukkan rangkaian proses produksi yang efisien. Kemudian memastikan bahwa semua material telah berada pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat.
Penentuan jadwal tidak hanya penting bagi perusahaan manufaktur, tetapi juga bagi perusahaan jasa. Misalnya pada perusahaan angkutan, manajer operasi harus menentukan jadwal perawatan dan perbaikan kenaraan, serta jadwal sopir dan petugas administrasi.
Ada berbagai macam teknik penentuan jadwal dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Metode yang sering digunakan oleh manajer operasi untuk penentuan jadwal adalah Gantt Chart serta Critical Path Method atau Metode Jalur Kritis.
Gantt Chart ditemukan oleh Henry Gantt. Gantt Chart merupakan grafik balok yang menunjukkan hubungan anara waktu yang dijadwalkan dengan waktuyang terjadi sebenarnya. Bagian sebelah kanan dari diagram tersebut berisi daftar aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu rangkaian pekerjaan. Karena di dalamnya berisi waktu yang dijadwalkan dan waktu yang sebenarnya terjadi, maka manajer dapat menentukan kemungkinanpercepatan-percepatan bila diperlukan.
Gantt Chart sangat membantu bagi perusahaan yang tidak memiliki banyak tugas, waktu penyelesaian tugas yang relative panjang, serta jalur produksi yang pendek dan tidak rumit. Kelemahan Gantt Chart adalah tidak dapat menunjukkan hubungan antartugas, namun masalah tersebut dapat dipecahkandengan menggunakan Critical Path Method.
Untuk menentukan jadwal proyek yang besar, manajer operasi harus memecah proses operasi yang kompleks kea lam satuan tugas yang lebiah kecil akan lebih mudah untuk dianalisis dan dikendalikan. Critical Path Method (CPM) atau metode jalur kritis melakukan pemecahan aktivitas yang kompleks menjadi rangkaian kegiatan yang lebih sederhana. Untuk menentukan jalur kritis, manajer harus menentukan semua aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut, hubungan antaraktivitas,serta waktu yang dibutuhkan untuk tiap aktivitas. Tanda panah akan menghubungkan antara satu aktivitas dengan aktivitas lain. Setelah itu manajer menentukan jalur kritis yaitu jalur tepanjang atau terlama dalam grafik tersebut. Sementara itu jalur di luar jalur kritis dapat diselesaikan bersamaan engan penyelesaian jalur kritis. Jadi waktu penyelesaian jalur kritis merupakan waktu yang dibuuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Diagram CPM membantu manajer untuk mengetahui akibat dari keterlambatan suatu tugas erhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan. Penentuan jadwal pada perusahaan yang besar dan rumit seringkali sangat sulit, sehingga para manajer menggunakan komputer untuk menggunakan CPM.


E.     Pengendalian Produksi[7]
Setiap perusahaan harus memiliki sistem untuk melihat apakah proses produksi berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Pengendalian produksi merupakan koordinasi dari material, peralatan, dan SDM untuk mencapai efisiensi produk.
Dalam hal ini, jalur produksi merupakan langkah awal dari pengendalian produksi. Dalam penentuan jalur produksi dibutuhkan data mengenai jalur kerja atau work flow¸rangkaian mesin, dan proses operasi yang menggambarkan perjalanan produk mulai dari awal sampai akhir. Penentuan jalur ini tergantung pada tipe produk dan layout pabrik.
Guna menentukan jalur produksi, pertama-tama ditentukan alur kerja, kemudian dibuat route sheet yang berisi acuan pekerjaan yang melewati proses tertentu. Di dalamnya terdapat informasi mengenai langkah-langkah khusus dan perinah-perintah yang ada di setiap langkah tersebut, seta informasi operasi lain seperi waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan mesin-mesin. Penentuan jalur produksi sera layout akan mempengaruhi jadwal dan biaya produksi.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Yang dimaksud dengan manajemen produksi dan operasi adalah seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi secara efisien untuk menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh organisasi.
 Pengklasifikasian Proses Produksi/Operasi dapat dilihat dari 2 segi, yakni segi kontinuitas dan segi teknis. segi kontinuitas (kelangsungan kelanjutan), terdiri dari:i) Continuous production dan Intermittent production serta ii) Standard production dan Custom production. Sedangkan dilihat dari segi teknis maka proses produksi dapat dibagi dalam: Proses ekstraktif, Proses analitis, Proses sintesis, dan Proses pengubahan.
Perencanaan dalam penentuan lokasi perusahaan/pabrik perlu dilakukan sebaik-baiknya karena kesalahan dalam penentuannya akan berdampak pada ketidakefektifan dan ketidakefisienan operasi yang berdampak pada kurangnya produktivitas usaha sehingga akhirnya perusahaan dapat mengalami kerugian terus menerus. Secara umum faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahaan: Lingkungan masyarakat, Letak pasar, Letak Sumber Tenaga Kerja, Kedekatan dengan Bahan Mentah dan Pensuplai, dan Tersedianya Fasilitas Transportasi, Sumber-sumber Daya (alam) Lainnya.
Penentuan jadwal produksi erat kaitannya dengan penentuan jalur produksi. Manajer produksi harus mempersiapkan tabel waktu yang menunjukkan rangkaian proses produksi yang efisien. Kemudian memastikan bahwa semua material telah berada pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat. Penentuan jadwal tidak hanya penting bagi perusahaan manufaktur, tetapi juga bagi perusahaan jasa. Misalnya pada perusahaan angkutan, manajer operasi harus menentukan jadwal perawatan dan perbaikan kenaraan, serta jadwal sopir dan petugas administrasi.
Setiap perusahaan harus memiliki sistem untuk melihat apakah proses produksi berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Pengendalian produksi merupakan koordinasi dari material, peralatan, dan SDM untuk mencapai efisiensi produk.

Daftar Pustaka

Anoraga, Pandji S.E., MM. 1997. MANAJEMEN BISNIS. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
Irawan, dkk. 1995. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA


Fuad, M, dkk, 2000, Pengantar Bisnis, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama


[1] Pandji Anoraga S.E., MM. 1997. MANAJEMEN BISNIS. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, hlm197-198
[2] Pandji Anoraga S.E., MM. 1997. MANAJEMEN BISNIS. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, hlm 199  
[3] Ibid, hlm 199
[4] Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo M. Com. , Drs. Heidjrachman Ranupandojo , dan Drs. Irawan, M.B.A. 1995. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
[5] Pandji Anoraga S.E., MM. 1997. MANAJEMEN BISNIS. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, hlm 201-204
[6] Gugup Kismono. 2001. BISNIS PENGANTAR. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, hlm 273-274
[7] Ibid, hlm 272-273